Banyak ragam warna menjadikan lurik kian diminati Pemudik kian melirik lurik. Hal ini dirasakan oleh para pengusaha lurik di Kabupaten Klaten dan Yogyakarta.
Klaten, salah satu sentra industri tekstil di Jawa Tengah telah menyerap setidaknya 19 ribu tenaga kerja. Pengusaha lurik makin banyak dan bertumbuh setelah Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo membuat peraturan wajib untuk para pegawai negeri sipil mengenakan pakaian berbahan kain tenun setiap hari Rabu pada pertengahan tahun lalu.
Winarni, salah satu pengusaha lurik di Kecamatan Pedan, Kamis (1/9) mengatakan, permintaan kain lurik pada masa Lebaran kali ini meningkat dibanding saat yang sama tahun lalu.
"Sebagian besar pembeli adalah pemudik lebih memilih kain lurik dibanding batik tulis yang kami produksi. Mungkin karena batik sudah mudah ditemukan di mana saja dan lurik hanya didapat di Klaten dan Yogyakarta," katanya.
Selama Lebaran kali ini, kata dia, ratusan potong kain lurik sudah terjual, sebagian besar diborong pembeli dari Jakarta dan luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatera.
Jenis kain yang paling banyak dibeli adalah lurik cerah dengan warna-warna muda, seperti merah kombinasi hitam dan ungu atau kombinasi putih-hitam.
"Dulu warna kain lurik terbatas pada warna-warna alam seperti coklat dan hitam, tapi dalam perkembangannya warna-warna cerah saat ini justru menjadi favorit. Mungkin ini yang membuat kain lurik sekarang makin banyak peminat," tambah Winarni.
"Kalau batik di mana-mana sudah banyak, sementara lurik masih agak sulit. Maka dari itu mumpung mudik ke Klaten, saya memborong lurik di Pedan," ungkap Ratna Wulandari, salah satu pembeli kepada kantor berita Antara.
Ratna mengaku bosan dengan batik untuk dijadikan busana, sehingga ia memilih lurik untuk tampil baru di antara rekan-rekannya.
Hirlan, pembeli lain asal Samarinda memborong lurik dalam jumlah ratusan potong, dan mengaku akan dijual kembali di Kalimantan.
"Sembari mudik, sekalian berbisnis. Tiap kali mudik biasanya saya membeli batik untuk dijual lagi di Kalimantan. Kali ini juga, tapi ditambah lurik karena saya yakin di sana akan laku," ujar pria yang membeli 100 potong kain lurik dan 50 potong batik.
Lurik paling murah dijual dengan harga Rp50.000 per potong, satu potong berukuran sekitar 110x200 cm cukup untuk membuat satu potong baju ukuran normal. Paling mahal, kain ini bisa dijual hingga Rp400.000 per potong
http://www.beritasatu.com/fashion/11517-kain-lurik-kian-dilirik.html
http://www.beritasatu.com/fashion/11517-kain-lurik-kian-dilirik.html
0 komentar
Posting Komentar